Panorama

Gunung menjulang rimba membentang
Hari Esok adalah kepedulian kita hari ini
sudahkah kita peduli ?

Marhaban Ahlan Wasahlan

Selamat datang di halaman rumah mayaku
ketuklah pintu lalu senyum, ucapkan salam lalu nikmati setetes embun pencerahan ini. hanya satu harapan semoga manfaat

Laman

Kamis, 17 September 2020

Best Practice

Spirit Gerakan Pramuka di Tengah Pilkada 

Oleh : M. Fadeli 
Cak_deli@yahoo.co.id 

Desemeber tahun 2020 berbagai Kabupaten Kota akan menyelenggarakan Pilkada, termasuk Kabupaten Sidoarjo. Ditahun Politik ini posisi gerakan Pramuka menjadi tarik menarik kepentingan politik praktis. Sesuai khittahnya Gerakan Pramuka harus tetap independen karena Pramuka memang bukan organisasi politik atau berafiliasi dengen kepentingan politik manapun. Namun demikian bukan berarti Pramuka alergi terhadap kegiatan politik praktis. Secara individual anggota Pramuka memiliki hak politik untuk memilih dan mencalonkan diri, asalkan tidak membawa bendera Pramuka. Masalahnya bagaimana Pramuka tetap dapat menggunakan hak politiknya tanpa mencampuradukkan kepentintingan politik praktis ? hal ini perlu pendidikan politik yang elegan dan bermartabat bagi anggota Gerakan Pramuka. 

Peserta didik pramuka kususnya Penegak yang usianya anatara 17 hingga 20 tahun adalah kategori kelompok pemilih pemula. Seringkali pemilih pemula ini banyak dimanfaatkan oleh kepentingan politik untuk dukung mendukung. Karena secara pemahaman politik usia Penegak belumlah menguasai. Pendidikan politik bagi Penegak dalam hal ini menjadi penting agar tidak dimobilisir kekuatan politik tertentu. Bagi Peserta didik Penegak kebutuhan akan literasi pendidikan politik praktis akan sangat penting, karena usia Penegak akan menentukan tampuk kepemimpianan lima tahun mendatang. 

Pendidikan Politik Penagak 
Peran Gugus Depan dalam pendidikan politik bagi peserta didik Penegak sangatlah strategis. Kontribusi Pramuka Untuk mewujudkan pesta demokrasi yang sesuai dengan harapan, Gugus Depan mempunyai peranan penting melalui pendidikan politik bagi Penegak. 

Pendidikan politik di Gugus Depan dapat diberikan melalui pendidikan pemilih (voters education) bagi 
Penegak sebagai pemilih pemula yang memiliki jumlah sangat signifikan dalam kegiatan pemilihan. Pemilih pemula pada dasarnya memiliki pemikiran yang sangat dinamis. Masih belum memiliki pondasi yang kuat, hal ini terjadi karena pemilih pemula masuk dalam kategori anak remaja. Anak remaja pada dasarnya memiliki pola yang kurang kuat karena masih banyak yang mencari bentuk yang sesuai dengan dinamika yang sedang berkembang sekarang ini Pendidikan pemilih/politik memiliki peranan yang sangat penting dalam membangkitkan kesadaran dan daya kritis Penegak tentang hak pilihnya, sehingga Peserta didik Penegak memiliki pemahaman akan pelaksanaan pemilu/pilkada yang merupakan bagian dari proses demokrasi yang dilakukan dengan sepenuh hati. Dengan begitu, siapa pun yang menduduki kursi kepemimpinan adalah mereka yang benar-benar berkualitas, memiliki integritas tinggi, jujur, adil, amanah, dan terhindar dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. 

Selain itu, pendidikan politik merupakan metode preventif yang cukup untuk politik uang dan kekerasan politik. Sosialisasi politik dalam latihan di Gugus Depan merupakan salah satu bentuk pendidikan politik. Diharapkan dengan adanya pendidikan politik di Gugus Depan semua komponen masyarakat yang akan menyelenggarakan pilkada bisa saling bekerjasama untuk menciptakan kondisi yang demokratis dan penuh dengan penuh dengan tanggungjawab. 

Peran Gugus Depan 
Model pembinaan di dalam gugus depan dilakukan secara terus menerus oleh anggota dewasa terhadap peserta didik, dengan menggunakan sistem among, prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, perkembangan dan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Pembinaan pramuka penegak sebagai inti keanggotaan di gugus depan yang berpangkalan di Sekolah merupakan proses pendidikan dan pembinaan kepribadian, watak, pengetahuan, keterampilan, ketangkasan, kesehatan, kesegaran jasmani, kepemimpinan sehingga dapat hidup mandiri, bertanggungjawab, peduli, dan taat asas. Pola pembinaan pramuka penegak meliputi bina diri, bina satuan, dan bina masyarakat, melalui sistim among. 

Dalam hal ini peran orang dewasa atau Pembina satuan sangat penting. Sistim Among adalah proses pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk hubungan khas antara peserta didik dengan pendidiknya. Sistem Among dalam Pramuka, menciptakan hubungan pendidik pembina pramuka) yang memberikan kebebasan kepada peserta didik Penegak untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dan menghidari paksaan, guna mengembangkan kemandirian, percaya diri, dan kreatifitas sesuai aspirasi peserta didik. Kata "among" sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu "mong", "momong" atau "ngemong", yang mempunyai arti mengasuh atau membimbing. Dalam hal ini seorang pembina satuan Penegak bersifat fasilitator pendampingan penegak dalam menentukan hak pilihnya, tidak memaksakan kehendak dengan memilih salah satu partai atau pasangan Bupati Wakil Bupati. 

Tahapan Sistem Among dalam pendidikan Politik kepada peserta didik Penegak adalah dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kepemimpinan yang harus dipraktekkan oleh Pembina Pramuka. Prinsip-prinsip kepemimpinan itu terdiri atas ing ngarsa sung tuladha yang memiliki maksud di depan menjadi teladan, pembina harus memberikan contoh yang baik dalam menggunakan hak politiknya. ing madya mangun karsa yang memiliki maksud di tengah membangun kemauan, artinya pembina mendorong pada para penegak untuk tidak Golput, mampu menggunakan hak warga negara dalam menentukan hak politiknya. tut wuri handayani yang memiliki maksud di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian, artinya peserta didik Penegak diberikan kebebasan akan tetapi bertanggungjawab terhadap pilihannya. Oleh kerana itu diberikan literasi politik praktis bahwa perbedaan pilihan itu biasa harus dibingkai kepentingan Bangsa yang demokratis, adil dan beradap. 

Kesimpulan 
Sesuai dengan lambang gerakan pramuka, yaitu nyiur atau kelapa, yang merupakan tumbuhan yang bisa tumbuh dimana saja, pramuka dapat membantu peserta didik untuk mudah beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan sekelilingnya, apapun pilihan politiknya. Pemahaman kebebasan berpolitik berserikat berkumpul bagi peserta didik Penegak akan berkontribusi menciptakan kontestasi Pilkada damai. Dewasa ini kita sering melihat begitu rendahnya rasa tanggung jawab generasi muda, yang tampak dari kebiasaan mereka untuk tidak berpikir panjang, tidak berani berpendapat, bahkan berani berbohong untuk menghindar dari hukuman. Tentu sikap-sikap ini sangat buruk bagi perkembangan karakter bangsa kita. Peran anggota Dewasa atau Pembina di Gugus depan untuk mengajarkan peserta didiknya untuk menjadi sosok yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya dalam kontestasi Pilkada dan tidak mudah dimobilisasi kekuatan politik tertentu. Semoga. 

Penulis adalah Peserta KPD Kwarda Jatim Tahun 2020 
Cluster Kwarcab Sidoarjo

Tidak ada komentar: