Panorama

Gunung menjulang rimba membentang
Hari Esok adalah kepedulian kita hari ini
sudahkah kita peduli ?

Marhaban Ahlan Wasahlan

Selamat datang di halaman rumah mayaku
ketuklah pintu lalu senyum, ucapkan salam lalu nikmati setetes embun pencerahan ini. hanya satu harapan semoga manfaat

Laman

Jumat, 23 Mei 2008

situs porno

Delete situs porno

Oleh : M. Fadeli
Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Univ.Bhayangkara Surabaya
Cak_deli@yahoo.co.id

Ditengah pro kontra pemblokiran situs-situs porno di internet oleh pemerintah, perlu kiranya kita lebih jernih mensikapinya. Sebab jika berlebihan jangan-jangan situs porno atau fim-film porno semakin laris manis. Konon ada sekitar 1.100 situs porno lokal yang diproduksi anak negeri. Pemfilteran situs-situs porno memang harus dilakukan agar tidak bisa diakses semua orang. Karena selama ini siapapun bisa mengakses dengan mudah mulai dari anak di bawah umur sampai kakek-kakek. Hal ini diindikasikan sebagai salah satu kontribusi negative terhadap penyimpangan perilaku remaja. Walaupun belum ada riset yang membuktikan dampak situs porno mengancam kerusakan moral anak bangsa. Akan tetapi hasil riset yang dilakukan di skotlandia menjadi peringatan bagi bangsa Indonesia. Seperti yang di lansir Kompas.com (28/4) menyatakan bahwa akses pornografi internet di kalangan ABG telah memicu tren hilangnya keperjakaan dan kegadisan di usia muda.
Terlalu dini jika kita berasumsi bahwa intensitas remaja mengakses situs porno berpengaruh terhadap tindak pemerkosaan belakangan ini. Semisal pemerkosaan kakak terhadap adik kandung, adegan mesum anak-anak SMA, kecenderungan meningkatnya produk video porno siswa SMP dan banyak yang lain ?. Dengan alasan demi kebebasan, hak asasi manusia atau apapun alasan lainnya hal itu tidak patut sebagai dasar pembenar mempertahankan keberadaan situs porno di internet. Tidak ada satupun pengalaman empiric yang bisa menjadi dasar bahwa situs porno telah menjadi pelajaran positif dalam membentuk karakter anak bangsa.
Disadari bahwa masih banyak penayangan yang mengarah pornografi di media cetak, dan porno aksi di media elektronik. Satu sisi upaya mengeliminir pornografi juga porno aksi di media cetak dan elektronik harus didukung. Disisi lain yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana merelokalisir atau bahkan mendelet situs porno yang bersarang di otak kita. Sebab tanpa melihat situs porno pun jika di dalam otak kita telah bersarang virus porno maka melihat yang tidak pornopun bisa menjadi porno.
Kedua sungguh tidak bijak jika upaya pemblokiran situs porno tidak dibarengi penyediaan situs-situs lain yang dibutuhkan masyarakat sesuai batasan umur, segmentasi maupun kebutuhan dalam pengembangan iptek. Disamping upaya pemblokiran situs porno, pemerintah harus merangsang lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta, NGO, perorangan untuk membuka situs-situs, blog-blog yang memiliki konten mendidik. Sehingga semakin banyak alternative situs-situs yang bernilai guna kiranya.
Ketiga disamping upaya represif pemblokiran situs porno oleh pemerintah juga harus dilakukan upaya prefentif dengan merangsang lembaga-lembaga atau perorangan untuk membuka situs yang memiliki konten mendidik. Sehingga semakin banyak alternative untuk mengakses situs-situs yang bermanfaat.

Tidak ada komentar: